Senin, 05 Oktober 2015

Random Stuff

Ngeblog cuma bertahan selama 5 bulanan, setelah itu dah bosan dan bingung mau ngeblog apaan. Dasare bukan penulis sejati kali yak, Mau nulis apaan ya....
So Confuseddd.... >_<

Hmm....mengomentari kejadian yang akhir2 ini terjadi saja kalo gitu.
Tahun ini kayaknya jadi tahun yang penuh ujian deh bagi pemerintah Arab Saudi. Banyak sekali kecelakaan atau bencana yang terjadi sampai menyebabkan meninggalnya banyak jemaah Haji. Padahal waktu kulihat di internet sistem keamanannya dah canggih dan terkondisikan sekali tapi masih bisa kecolongan, tapi katanya SDMnya kurang mencukupi untuk menjaga orang segitu banyak disana. Mulai dari tragedi Jatuhnya Crane karena angin kencang, trs katanya ada hujan es (ini yg q gak tau beritanya), yang terakhir ini Tragedi Mina yang korban meninggalnya hampir 700 orang dan yang terluka juga g kalah banyak. Padahal saat mereka stelah wukuf di Arafah itu tahap terakhir sebelum mereka menyandang gelar haji. Astaghfirullah, terus bagi pemerintah Indonesia banyak jg cobaannya, setelah tragedi Mina, terjadi kebakaran di pemondokan (maktab) jamaah Haji Indonesia di sana. Alhamdulillah ketika orangtuaku di sana dulu tidak terjadi ujian yang seperti dialami jamaah tahun ini. 
Beritanya dapat dilihat di Link di bawah ini
http://news.detik.com/berita/3034841/jemaah-indonesia-yang-wafat-bertambah-jadi-95-orang-hilang-34-orang 

Smoga dibalik semua ujian ini terdapat pelajaran yang bisa diambil oleh pemerintah Arab Saudi dan Dunia islam pada umumnya. Kalo menurut Ibu2 pesertaku yg dah pernah Haji, segala bencana yang terjadi di tahun ini karena niat dari para jamaah haji yg kurang tertata dengan benar, Hmm...q gak seberapa mengerti maksudnya (kurang ikhlas mungkin y maksudnya). Yahh...yg lebih tau soal niat kan hanya Allah SWT yg bisa menilai niat mana yg ikhlas dan gak.

Ada lagi bencana tahunan yg melanda Indonesia setiap musim kemarau,  
http://news.detik.com/berita/3041143/bencana-asap-akibat-kebakaran-hutan-merupakan-kejahatan-terencana
http://news.detik.com/berita/3039313/cuaca-cerah-warga-pekanbaru-kembali-lihat-matahari-setelah-2-bulan
Yaps bencana kebakaran hutan sampai hari ini belum juga slese, bahkan setelah di Riau sekarang hutan di Kalimantan jg ada yang terbakar. Kalo katanya di berita sih kalau kebakaran hutan di Riau itu akibat ulah korporasi alias perusahaan2 pengolah kelapa sawit, itu bahkan berlangsung sampai 3 bln lamanya. Katanya presiden kita yg dengan remehnya mengentengkan masalah ini dg santai menjawab kita tunggu hujan saja. eaaa.. Hmm...g seharusnya seh sy yg hanya rakyat biasa mengkritik orang ini terus2an, tapi sy sebal banget sama orang ini kesannya g mempedulikan keadaan rakyat Riau dan yang selalu terkesan selalu carmuk di media. Di koran J**S yg saya baca beberapa hari yg lalu malah ada artikel yg bunyinya RI dan Malaysia sepakat mendirikan perusahaan penghasil dan pengolah kelapa sawit terbesar, Ya Allah malah ngurusin yg berbau uang tapi yg lebih urgent malah g diurusi. Fiuh...sudah2, jgn nggibah trus2an

Sebenarnya ga pingin nerusin nggibah, tapi kok y kenemenan toh bapak yg satu ini. Masalah yg lebih urgent dan berhubungan dg nasib ratusan rakyatnya di Riau dan Kalimantan benar2 g dihiraukan. Padahal dah banyak korban yang jatuh terutama balita dan anak-anak. Dia malah plesir ke Amerika, padahal kan seharusnya dia bisa ngatasi dulu masalah yg lebih urgent kalo masalah lawatan ke luar negri kan bisa ditunda lain hari. Obama kan pasti mengerti keadaannya semisal Presiden kita membatalkan lawatannya karna mau ngatasi masalah kebakaran hutan lebih dulu.
http://www.voaindonesia.com/content/jokowi-siap-melawat-ke-amerika-/3018057.html
http://dunia.tempo.co/read/news/2015/10/22/116711934/agenda-jokowi-ke-amerika-versi-dubes-as
Toh dulu Obama juga membatalkan lawatannya ke Indonesia karena kasus minyak yang tumpah dan mencemari lautan. Jadi dia lebih memprioritaskan nasib warganya lebih dulu dibandingkan masalah yang lain. Semoga bapak kita yg satu ini diberikan hidayah supaya bisa lebih memperhatikan rakyatnya dan merealisasikan janji2nya dulu dibandingkan melakukan pencitraan terus-terusan di media. 

0 komentar:

Posting Komentar